PRODUKSI vs PEMASARAN
By ippho santosa
Blak-blakan aja, saya salut sama ibu-ibu yang mengelola bisnis dari rumah. Di antara mereka ada yang membuat lauk-pauk, bumbu dapur, atau cemilan. Lalu menjualnya. Ini mengagumkan. Soalnya, nafkah itu sebenarnya BUKAN tanggung-jawab dia, tapi tetap saja dia lakukan demi membantu suami.
Silakan, silakan. Insya Allah itu kegiatan yang sangat positif, ketimbang berbulan-bulan di rumah hanya dipakai untuk menonton drama Korea dan film India, hehehe. Tapi, izinkan saya memberitahu alternatif lain yang insya Allah lebih ringan dan lebih menghasilkan. Boleh?
Misal, kita punya waktu produktif 7 jam sehari. Pilihan PERTAMA, 4 jam dihabiskan untuk membuat atau memproduksi sesuatu, lalu 3 jam berikutnya dihabiskan untuk memasarkan. Pilihan KEDUA, 7 jam FULL dihabiskan untuk memasarkan saja. Mana yang lebih ringan dan lebih menghasilkan?
Kemungkinan besar adalah pilihan yang kedua. Terus, yang bikin produknya siapa? Kita bisa di-supply oleh vendor luar yang memang punya keahlian, pengalaman, dan kapasitas produksinya sudah berskala besar (otomatis, biayanya rendah tuh). Tugas kita memasarkan saja. Ini akan lebih ringan (baca: nggak sibuk) dan lebih menghasilkan.
Saya tahu, sebagian kita akan merasa puas kalau berhasil membuat produk sendiri, lalu merancang merek sendiri. Seru rasanya. Yah boleh-boleh saja. Pilihan tho? Tapi, coba pikirkan yang barusan saya sampaikan. Memproduksi sendiri, itu akan sangat melelahkan, makan waktu, dan makan biaya. Jujur ya, itu ribet.
Yang kita butuhkan saat ini adalah BUSINESS, bukan BUSY-NESS (kesibukan). Kalau setuju, bantu share ya
Sekarang, apa pilihan teman-teman?